Grace, dan Rin sudah duduk di ruangan Daniel. Kali ini tidak hanya mereka, karena di ruangan itu sudah ada seorang perwakilan bernama Richard. Laki-laki yang dibawa Daniel iya adakah penanggung jawab kelas dan akan menjadi saksi dari segala kelakuan buruk mahasiswinya.
Daniel juga benar-benar bersikap netral, dia akn menghukum siapa saja yang terbukti bersalah, terlepas dari hubungannya bersama Grace yang memang termasuk dekat, atau hanya dia saja yang menganggap dekat.
Susan ruangan itu pun merasa cukup mencekik bagi Richard dan Rin, karena Grace sama sekali tidak merasakan takut. Lebih tepatnya merasa gugup saat harus berhadapan dengan Daniel. Bagaimanapun juga, ingatan memang plester kemarin sungguh menyita pikirannya.
"Richard, bis ceritakan yangs ebnrnya?" Daniel bersandar nyaman pada sofa yang ada di ruangannya, lalu menatap tiga orang mahasiswanya.