Grace kali ini akan menemui psikiaternya demi memperbaiki segala hal yang salah di dalam hati dan pikirannya. Setidaknya ia harus bisa mengendalikan perasaannya sendiri.
Dosennya itu ternyata terlalu berbahaya untuknya. Grace bahkan baru menyadari kalau debaran jantung yang terjadi saat ada Daniel di sekitarnya, akan berdampak buruk untuk masa depannya, dan itu tidak boleh terjadi.
Biarkanlah dia dianggap menjadi gadis misterius serta anti sosial, asalkan dia tetap baik-baik saja. Terlebih semua laki-laki tidak sepeti papa Gabrielnya.
"Sore Grace, nunggu lama gak kamu? Maaf ya tadi masih ada keperluan sam pasien lainnya," sapa Tamara setelah melihat Grace sedang duduk diam di ruangannya.
"Sore dok, saya juga belum lama kok," jawab Grace dengan seluas senyum manis di bibirnya. Tidak akan sulit untuk Grace memberikan senyumnya pada seseorang yang berjasa di dalam hidupnya.
