Grace berlari ke arah ruang kelasnya. Kali ini Grace juga tidak akan menundukan kepalanya. Grace tidak akan membuat dirinya sendiri malu hanya karena terjatuh. Gadis itu membiarkan jantungnya berdetak lebih cepat, karena ingin menghalau segala pikiran mengenai Daniel, dosen yang menurut Grace menjadi berbahaya untuknya.
Saat berada di kelas pun, Grace, langsung saja mengatur napasnya lalu meneguk air mineral yang ia bawa dari rumah. Sesekali menyalakan layar ponselnya dan membaca pesan dari Daniel. Karena bagi Grace, bukan hanya pesan Daniel kah yang menjadi masalah. Tapi mata kuliah pertamanya hari ini juga adalah Daniel. Sungguh Grace rasanya ingin menghilang saja.
Grace menyangga kepalanya ke atas meja sambil maa yang terus tertuju pda buku yang sudah ia buka. Meski jajaran huruf berada di depan matanya, sayangnya Grace sama sekali tak bisa fokus memahami bacaan di dalam buku.
"Mau nangis aja! Dosennya ngeselin!" rengek Grace di dalam hatinya.