Gabriel seolah sedang memasang benteng tak kasat mata di sekitar istrinya. Pasalnya alarm tanda bahaya sudah meramaikan otaknya. Terlebih Abiyakta yang langsung tersenyum ke arah istrinya. Ingin rasanya Gabriele mengusap kasar wajah Abiyakta .
Gabriel pun rasanya akan sulit mendengarkan pembicaran keduanya. Karena hatinya sangat panas saat ini. Panas karena api cemburu. Abiyakta itu memang sialan, bisanya membuat istrinya tersenyum manis begitu.
"Maaf kami datang secara tiba-tiba. Aku hanya ingin bicara sesuatu sama kamu karena kita juga gak bisa lama-lama di sini."
Dalam hati Gabriel mengumpat saat istrinya justru meminta maaf pada Abiyakta. Bukannya merasa marah justru Abiyakta akan merasa senang kalau dikunjungi Stefany. Bahkan dengan sendirinya batin Gabriel berdecih sinis saat melihat wajah Abiyakta yang semakin tersenyum manis.
"Iya lah! Siapa yang gak tersipu kalau Stefany udah senyum gitu! Sial!" batin Gabriel berusaha sabar.
