"Jadi… Kakek akan mulai untuk balas dendam." Gabriel tersenyum senang setelah mendengar ucapan sang kakek. Langkah nya sudah semakin dekat, bahkan dia tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi pada Abiyakta beberapa jam kedepan.
"Kakek juga akan membuat saham mereka semakin terguncang. Bagaimana kalau perusahan pusat mereka saja yang digunakan mainan?" Raut muka penuh senyum dari Tomi pun langsung saja tergantikan dengan raut dingin. Mata tua yang sejak tadi melihat indahnya pemandangan halaman belakang apartemen, sekarang sudah beralih menatap Gabriel dengan tatapan serius.
"Gabriel serahkan semuanya sama kakek, asalkan Abiyakta bisa masuk ke dalam penjara dan menjauh dari istriku."
"Dia mengejar istriku, bahkan mengirim buket bunga beberapa hari lalu," lanjut Gabriel sambil mendengus kesal.
Tomi terkekeh mendengar alasan lain dari bencinya Gabriel pada Abiyakta. "Masalah perempuan heh?"
