Adiyaksa sudah terlihat rapi dan berdiri di balkon kamar. laki-laki dengan pakaian serba hitam itu sedang menunggu sang istri yang sedang merapikan penampilannya di depan cermin. Terlihat sangat manis tapi tak bisa leluasa ia puji. Karena apa lagi kalau bukan karena salah paham yang terjadi. Bukan salah paham juga sebenarnya, karena Adiyaksa mengaku bahwa dunia cemburu. tapi laki-laki itu dia ingin mengakui kesalahannya yaitu saja di hadapan sang istri. Karena bagi Adiyaksa, cemburunya juga karena dia ingin melindungi diri nya sendiri.
Adiyaksa memegang pembatas balkon sambil menerawang pemandangan malam yang begitu menyenangkan. Sebenarnya kalau saja dia dan Cintia berada dalam suasana hati yang baik, pasti akan menelusuri jalan malam kota Bandung. Tapi sayangnya, Cintia sendiri menolak untuk pergi ke tempat lain, dan ingin menghabiskan waktunya di dalam kamar.
