Mereka juga mengira jika Dreena itu aneh, dari penampilan dan rupanya membuat mereka berpikir yang tidak-tidak. Mereka bahkan mengira dan menuduh Dreena bukan sebagai manusia asli. Padahal jelas ia adalah manusia asli.
Jarrel berpikir mereka sudah tak waras sampai segitunya menganggap Dreena demikian. Akan tetapi, Jarrel punya ide. Ia berpura-pura percaya dan mengikuti apa yang orang-orang yakini. Agar mereka tidak mengganggu Dreena lagi.
"Oh jadi begitu. Berarti gue dekatin dia, salah dong?" tanya Jarrel sok polos.
"Iyalah, elo jangan pernah dekatin dia lagi. Kita semua harus kompak buat dia nggak betah di sekolah ini. Kalau bisa semua sekolah di Jakarta nggak ada yang mau nerimanya," sahut salah satu dari mereka.
Mereka tersenyum licik dan mengira jikalau Jarrel sungguh tergoda dan memercayai tipu muslihat mereka. Penampilan Dreena dijadikan alasan oleh mereka. Mereka mengira sudah dalam jangkauannya padahal Jarrel sedang mengikuti alur permainan yang mereka buat.