Sesampainya di depan gerbang sekolah, rupanya security sekolahnya sudah menutup serta mengunci pintu gerbang tersebut. "Tuh kan, gerbangnya sudah dikunci sama pak security," dengkus Dreena. Ia menghela napas malas.
"Aku tidak usah masuk sekolah saja kali, ya. Aku malas kalau sudah telat seperti ini. Boleh, ya, Ma, Pa," pinta Dreena memohon.
"Tidak, kamu turun sekarang, Dree. Kamu sudah keseringan tidak masuk sekolah lho. Ayo ahh semangat! Kamu telat juga karena kesalahan kamu sendiri," tolak Sekar. Ia dengan tegas memaksa Dreena untuk tetap masuk sekolah meskipun telat masuk.
"Benar kata Mamamu, Dree. Ayo ahh, kamu ini putri Papa dan Mama yang paling cerdas. Masa telat gitu saja sudah mau pulang. Bilang saja kamu malas belajar," tambah Andres.
Dreena merengut kesal dan mengerucutku bibirnya ke depan seraya mengambil tas ranselnya, yang ia taruh di sampingnya. Lalu membuka pintu mobil dengan kasar tanpa berpamitan ataupun salim terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya.