Sepulang sekolah, Dreena memberanikan diri menegur Jarrel. Ia tidak mengerti mengapa Jarrel harus membantunya secara tiba-tiba. Padahal berapa minggu ke depan, Jarrel sudah mengabaikannya. Namun, mengapa sekarang Jarrel menjadi baik padanya?
"Tunggu!" panggil Dreena.
Jarrel menoleh. "Iya? Kenapa?" sahut Jarrel.
Dreena mendekatinya. "Kenapa tadi waktu tugas kelompok, kamu membantuku?" tanyanya.
"Kenapa, ya? Ehm ... karena kita sekelas saja. Itu juga karena tugas kelompok. Jadi elo jangan mikir yang aneh-aneh, ya. Udah nggak ada lagi, 'kan?"
Dreena mengangguk pelan. Jarrel pun berbalik badan meninggalkannya begitu saja. "Kenapa sifatnya jadi seperti itu? Uhh," dengkusnya dalam hati.
Sementara itu, Jarrel yang berjalan lebih dulu meninggalkan Dreena merasa tidak enak hati pada gadis itu. "Gue kayaknya udah nyinggung dia deh, duhhh," batin Jarrel.
Dari belakangnya, Jarrel dapat mendengar berapa orang seperti ribut-ribut. Sontak, ia pun menoleh ke arah belakang. "Dreena!"pekiknya.