Setelah 3 hari berada di rumah sakit, kini Dreena sudah berada di rumahnya kembali. Kondisinya juga sudah lebih membaik. Semua berkat usaha Sekar yang mencari pendonor untuknya. Dengan bertindak cepat, Sekar dapat menghindari Clara untuk tidak mendonorkan darahnya pada Dreena.
Agaknya Dreena juga satu pendapat dengan ibunya. Ia sudah cukup paham dengan masalah yang pernah dilalui oleh ibu dan ayahnya. Dreena bukan lagi anak kecil yang tidak paham masalah orang dewasa. Ia kini perlahan tumbuh menjadi seorang gadis, bahkan sebentar lagi kartu identitasnya pun akan segera ia miliki.
"Di sekolah kamu jangan capek-capek, ya. Jangan lupa makan bekal makannya!" pesan Sekar sebagai seorang ibu yang begitu mencemaskan keadaan putri semata wayangnya.
"Iya, Ma," sahut Dreena datar, ia kembali menyuapkan sepotong roti.
Semua telah siap, Andres berangkat dengan mobil pribadinya. Sedang Sekar dan anaknya harus diantar oleh sopir rumah mereka yakni, pak Arya.