Di sela-sela menulis, ia menghentikan kegiatannya. Pikiran Dreena menerawang membayangkan kejadian berapa menit yang lalu. Ia masih tak habis pikir. Semua sungguh di luar nalar akal sehat manusia biasa.
Berapa menit sebelumnya, Dreena masih berada di jalan. Mobil yang dibawa oleh pak Arya terpaksa pergi meninggalkannya. Sedang Dreena menuruti 3 orang preman itu. Ia dipaksa masuk ke dalam mobil mereka.
Dreena pun mengikutinya tanpa penolakan. Ia duduk di kursi penumpang, dihimpit dengan 2 orang preman berbadan agak tambun. Satu orang lainnya mengemudikan mobil itu. Dreena duduk di tengah, kedua preman itu duduk di sisi kiri dan kanannya. Dreena benar-benar dijaga ketat. Sampai ia pun sulit bergerak.
Meski hatinya terus bergemuruh, Dreena berusaha untuk tetap tenang. Ia ingin tahu, sampai di mana mereka akan bertindak. Akan tetapi, ia tidak boleh terlalu lama hanya berdiam di dalam mobil ini.
"Aku harus bisa keluar dari mobil ini, apa pun caranya," pikir Dreena.