Dreena benar-benar tidak menghiraukan keberadaan ibunya. Selepas dari dapur ia langsung kembali ke kamarnya. Meneruskan pekerjaannya sebagai penulis dadakan. Iya, Dreena memang baru jadi penulis atau bisa dikatakan baru mau jadi.
Begitulah Dreena mengisi waktu luang dan untuk sedikit menenangkan pikirannya dari rasa khawatir dan takut akan penyakitnya itu. Ia tahu penyakitnya semakin hari semakin parah. Namun, ia tetap yakin pasti suatu saat ini semua akan berakhir. Meskipun hanya harapnya saja.
"Mending aku nulis lagi, sedikit lagi beres outline-nya," gumam Dreena.
Akhirnya selepas maghrib, ia sudah mengunggah 1-2 bab pertamanya. Di salah satu platform digital. Tidak lama ia pun memasuki grup kumpulan penulis yang menulis di platform tersebut. Ia berkenalan dengan banyak orang. Walau awalnya ia malas menimbrung di dalamnya.