"Dree, cepat siuman, ya. Mama akan jagain kamu bergantian dengan Papa," tutur Sekar seraya menggenggam tangan Dreena dan mengusap lembut kepalanya.
Tidak ada yang bisa mereka katakan lagi. Andres hanya terduduk menunduk di sisi istrinya yang penuh harap, mengharapkan kelopak mata Dreena terbuka. Sesekali ia menahan isaknya. Meskipun dokter mengabarkan jika Dreena sudah semakin membaik keadaannya. Mungkin beberapa jam lagi akan siuman.
"Pa, kok Dree belum juga siuman, ya? Apa yang dikatakan dokter itu benar?" tanya Sekar, ia pun kembali murung usai menanyakan hal tersebut.
"Pasti dokter dan paramedis di sini memeriksa & merawat Dreena dengan baik kok, Ma. Kita sabar saja sampai Dreena benar-benar akan membuka matanya untuk kita. Kita doakan yang terbaik saja. Mama harus sabar dan jangan terlalu banyak pikiran, ya." Andres berusaha menenangkan istrinya.
"Sudah, jam segini. Papa tidak jalan kerja?" Sekar menoleh ke pergelangan tangannya yang terdapat arloji.