Jarrel sudah terbiasa dengan tatapan-tatapan liar dan buas dari para gadis-gadis yang haus akan pesonanya. Wajahnya yang tampan mampu membius siapa pun yang menatap keelokan parasnya.
Belum lagi suara teriakan heboh nan histeris dari para gadis-gadis yang butuh kasih sayang seorang laki-laki. Mungkin ini sungguh menjijikan bagi Dreena, ia bukanlah gadis remaja seperti itu. Karakternya yang introvert hanya menjawab dan merespon sesuatu yang memang harus dijawab olehnya.
Itulah yang menyebabkan Dreena selalu menyendiri dan enggan berkenalan atau menyapa teman-teman barunya. Terlihat tampak angkuh, tetapi bukan itulah maksud dan tujuannya. Ia terlalu cerdas untuk membicarakan sesuatu yang tidak penting menurutnya.
"Minumnya apa, Dek?" tanya pelayan itu lagi.
"Iced cappuccino, untuk yang take away mungkin, ehmm ... juice strawberry aja deh," sahut Jarrel.