Tissa pun melakukan hal yang sama untuk kesempatan yang telah dia dapatkan dari Ditya.
Gadis itu menggunakan kesempatannya sebaik mungkin dengan cara terus berlatih untuk mengembangkan kemampuannya sendiri dalam menggunakan seluruh peralatan untuk melindungi dirinya sendiri. Sejak kecil Tissa memang kerap kali diajari oleh ayahnya sehingga dia tidak begitu asing dengan benda tajam, senapan dan juga teman-temannya yang lainnya. Hanya saja mungkin karena Tissa memang jarang menggunakannya alhasil dia tidak begitu lihai dalam penggunaannya, Tissa hanya mengetahui cara menggunakan namun tidak pandai dalam melakukannya secara langsung.
Dia itu seorang gadis dan membunuh seseorang tentu menjadi sesuatu yang terasa sulit untuk dilakukan, walaupun Tissa sendiri tahu bahwa seseorang itu adalah musuh yang memang harus dia musnahkan. Tissa hanya memiliki dua pilihan, yaitu dia yang membunuh atau dia yang terbunuh.