Berkuliah di Al-Azhar membuatku lebih mempercayai takdir dari pada hawa nafsu sendiri. Malam semakin larut, aku pun beristirahat dan berharap besok aku bisa berkuliah dengan lancar dan sukses.
***
Pesantren
Memandang lalu lalang para santri. Namun sosok Kayla selalu dalam ingatanku. Bagaimana tidak? Setiap aku meluhat selalu lukisan wajahnya yang tampak di depan mataku.
"Ustadz Ali!" teriak seseorang dan mengatakan bahwa ada tamu di kantor Pesantren. Aku pun menuju kesana dan melihat siapa yang bertamu sore-sore begini?
Tampak ada Ustadz Ahmad dan putrinya. Ada apa mereka kesini? Aku pun menyambut mereka.
"Assalamualaikum Gus Ali."
"Wa'alaikumussalam. Ada apa Ustadz hingga Ustadz datang kemari?"
"Begini Gus, saya ingin meminta tolong agar putri saya bisa mengajar di Pesantren ini. Putri saya pernah mondok dan pernah juga jadi pengurus."
"Oh, InsyaaAllah. Nanti coba saya diskusikan dengan yang lainnya."
