Setiap orang memiliki takdir dan jalan hidup yang digariskan oleh Allah SWT. setiap dari mereka tidak akan bisa mengelak dari garis takdir tersebut. Tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kita tidak mengetahui takdir kita yang mana. Oleh karena itu, seseorang tidak bisa menjadikan hadits ini sebagai alat pembenaran bagi praktik zina yang mana pun, hakiki maupun majazi. Seyogianya kita menjaga kesadaran untuk menjauh dari hal-hal yang mendekati zina. Semoga Allah melindungi kita dan masyarakat dari dosa besar zina. Wallahu a'lam.
"Sekian dari saya, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."
Setelah selesai mengajar,aku pun menuju ke Ndalem. "Bu nyai!" Seseorang memanggilku.
"Ada apa?"
"Ada tamu, bunyai."
"Ya sudah, saya kesana."
Aku pun mengarah ke kantor untuk menemui tamu tersebut.
"Ning Kayla!" Masya Allah, ternyata Amelia. Temanku saat di pondok.
"Masya Allah, Mel."
"Alhamdulillah, akhirnya aku bisa kesini."
"Ini siapa Mel?"
"Ini anakku namanya Nada."