"Mas, aku tak bercanda."
"Terus, apa?"
"Kiara mas pingsan, kita harus bawa dia ke rumah sakit."
"Paling sakit panas, bawa ke unit rawat pesantren saja."
"Astaghfirullah, dokternya lagi gak ada mas di pesantren kita."
"Ya sudah kamu bawa Kiara, mas ambil mobil."
Aku pun menuju ke asrama putri berlari kencang. "Ana, Haura tolong kalian bawa Kiara ke luar. Kita bawa Kiara ke Rumah Sakit."
Tampak Kiara lemas sekali. "Ya Allah, badannya makin panas mas. Ayo cepetan!"
"Iya ini juga udah cepet."
Beberapa saat kemudian, kami sampai ke Rumah Sakit. "Suster tolong!" Teriakku pada perawat yang lewat. mereka membawa kereta dorong tersebut dan menidurkan Kiara diatasnya. Kiara masuk ke ruang UGD dan kami semua menunggu di luar.
"Orang tua saudara yang di kamar ini?"
"Kami orang tua asuhnya di pesantren dokter."
"Silahkan masuk bapak dan ibu." Aku pun masuk dengan mas Siroj.
"Dia hanya kecapekan dan mungkin itu pengaruh dari janin yang ada di kandungannya."