"Oh ya, Kha, tolong Fatimah jangan sering-sering kesini. Aang gak suka. Apalagi sekarang ada Ning Kayla istri Aang."
"Yah, Ang. Kalau itu aku gak tau. Kan dulu juga waktu Aang mondok, dia juga bantuin kita disini."
"Iya tau, tapi gak enak kan Aang udah nikah."
"Iya, nanti aku ngomong ke dia biar gak kesini terus."
"Bagus."
Kulihat istriku agak sedikit kecewa karena kehadiran Fatimah.
***
Pagi hari,aku pun bersiap untuk ke pasar bersama mas Siroj. "Ning, Gus mau kemana?" Tanya salah satu pengurus. "Ke pasar. Belanja kebutuhan pesantren."
"Kenapa tidak bawa mobil saja?" Ucapnya karena melihat kami memakai motor. "Ndak apa-apa, sekalian jalan-jalan."
Kami pun meluncur ke pasar yang berada di kota. Karena di desa bahan makanan hanya sedikit. "Gus Siroj!" Ucap seseorang dan mas Siroj menghentikan motornya. "Masya Allah Zaky! Apa kabar?" Oh ternyata temannya mas Siroj.
"Wah, mau kemana?"
"Ini mau ke pasar sama istri."
"Masya Allah, udah nikah saja."
