Setelah sholat subuh, aku menunggu mas Siroj yang masih bersalaman dengan para santri begitupun denganku. Setelah itu mas Siroj menghampiriku dan kami menuju ndalem. "Alhamdulillah, Gus Siroj sudah kembali," ucap Mbak Azizah.
Tampak mas Siroj bingung, mengapa semua orang berkata demikian? "Mas Siroj mau makan apa? Aku bikinin."
"Apa aja, masakan yang kamu masak pasti mas makan."
Kami pun melanjutkan langkah ke Ndalem. Tiba-tiba, perempuan itu datang dengan pengurus yang mengejarnya. Mas Siroj merangkulku dan hal itu membuat perempuan itu marah. "Mas Adam!" Teriaknya. "Maaf Ning, Gus, saya tidak bisa mencegah dia."
"Tidak apa-apa, kalian kembali saja." Para pengurus pintu gerbang itu kembali. "Mas Adam!" Ia mendekati mas Siroj. Tampak mas Siroj menjaga jarak dengannya. "Kamu siapa?" Ucap mas Siroj masih menggandengku.
"Ning apakan mas Adam?" tanyanya. "Mas ini aku Rima, calon istrimu."
"Bukan, aku tak kenal denganmu. Ini istriku dan istriku cuma satu. Kamu siapa?"