Tak lama kemudian, Syahdan menghampiri kami dan Rofiq terkejut dia benar-benar Syahdan temannya yang di pesantren Al-fatah. "Woh, Syahdan!" Mereka berpelukan. Akhirnya kami berkumpul lagi setelah sekian lama berpisah.
"Masya Allah, kapan kamu kesini?"
"Barusan!" Tiba-tiba Zulaikha datang menyuguhkan minuman untuk kami. Mata Rofiq tak berkedip melihat Zulaikha. "Zina mata." Sindirku.
Sementara Syahdan tersenyum pada Zulaikha. "Halalkan dulu baru ditatap." Sindirku pada Syahdan. "Hehe, iya Gus." Mereka pun asik mengobrol dan aku menyuruh Zulaikha untuk masuk ke dalam.
"Jadi, Ning Kayla jadi istri sampean Gus?" Tanya Syahdan.
"Alhamdulillah."
"Mantap, dapat anak kyainya sendiri."
"Hehe, silahkan di minum."
'Kring..kring..' suara ponselku berdering, ternyata dari Kayla. Aku pun meninggalkan mereka dan mengangkat telpon tersebut.
"Mas."
"Labaik, ada apa sayang?"
"Mas ndak pulang?"
"Besok mas pulang, udah makan?"
"Udah mas, beneran ya mas, besok pulang."
" Iya sayang."