"Lalu apa kemauan Kang Ali? Kang Ali ingin menikah lagi? Menjadikan Kayla jadi yang kedua?" ia hanya diam saja mendengar perkataanku. "Apa Kang Ali mau tiap hari Kayla berantem sama Lila?"
Ia tampak diam merenung dan mencerna kembali kata-kataku. "Jika Kang Ali ingin itu, sama saja Kang Ali egois dan tak ingin melihatku bahagia!"
"Apa Ning bahagia dengan Gus Siroj?"
Aku tak bisa menjawabnya karena aku belum merasakannya.
"Jawab Ning!" tegas Kang Ali.
"Mungkin aku belum bisa mencintai Kak Siroj, tapi jika Allah menakdirkannya menjadi imamku, aku akan berusaha untuk mencintai Kak Siroj," terangku dan melangkah keluar pintu Kantor. Namun tiba-tiba Kang Ali menari tanganku.
"Kamu yakin Ning? Kamu tak menyesal?"
"InsyaaAllah aku takkan menyesal." Aku melepaskan tangannya dan kembali keluar dari kantor Pesantren. Sesekali aku melihat ke arah Kang Ali yang masih bersandar tiang Kantor tersebut. Aku tidak bisa dekat dengannya lagi.