Tak lama kemudian, Zulaikha membawa satu porsi seblak dan ia menyajikannya di hadapanku. Aku pun memakannya. Namun setelah dua suap, seorang pengurus mengabarkan ada tamu di kantor pesantren. Entah siapa lagi yang datang?
"Ikha, beli seblak lagi utuk Syekh Aziz sama Umi Asiyah jangan pedes."
"Oke."
Aku pun menuju pesantren untuk melihat siapa yang bertamu. Ternyata Gus Zain? Untuk apa dia kesini? Oh ya aku lupa ia menagih janji Zulaikha. "Silahkan Gus."
"Bagaimana Gus, apakah lamaran saya diterima?"
"Tunggu Zulaikha, ia sedang keluar sebentar. Mari kita ke ndalem."
Aku dan Gus Zain pun menuju ke ndalem dan kami mengobrol bersama Umi dan Abah. Tak lama kemudian, Zulaikha datang ke ndalem dan tampak kaget dan kebingungan karena kedatangan Gus Zain.
Abah pun mengarahkan Zulaikha untuk duduk dan memutuskan jawaban yang akan di dapatkan oleh Gus Zain. Tampak Zulaikha menatap ke arahku dan aku hanya dapat diam. Aku harap ia tak berpikir ulang untuk menolak Gus Zain.