Arkan lebih mendekatkan dirinya padaku, dan masih ingin memberikan kantong kresek itu padaku, namun membuatku justru malah semakin marah.
"Aku nggak mau, buang jeruk itu dari hadapanku." Bentak ku membuat Arkan terlihat heran.
"Kamu kenapa, Ra?" Tanya Arkan yang terlihat khawatir.
Arkan menaruh kantong kresek yang berisi jeruk itu di atas meja rias ku, setelah itu Arkan kembali mendekatiku dan mengelus pelan rambutku.
"Cerita sama aku, Sayang." Ucap Arkan dengan pelan dan lembut.
"Jeruk itu rasanya aneh, aku nggak suka. Tapi Ibu dan Hara malah ngeyel bilang kalau jeruk itu rasanya enak." Ucapku mengadu pada Arkan sambil memeluk tubuh Arkan dengan erat.
"Aku tadi sudah mencicipi jeruk itu sebelum aku beli, dan rasanya sangat manis. Pasti kamu suka." Ucap Arkan yang membuatku memandang dalam mata Arkan.
Sama sekali tidak terlihat kebohongan dimata Arkan, membuatku percaya kalau Arkan tidak mungkin membohongiku.
