Setiap hari aku dipaksa Arkan untuk belajar membantu Ibu, mulai dari memasak, bersih - bersih dapur, menyapu, cuci baju, semua aku yang lakuin.
Tak terasa pernikahanku dengan Arkan sudah hampir dua bulan, tapi masih belum ada tanda - tanda kehamilan sama sekali.
Padahal aku sangat berharap kalau aku bisa cepat hamil, agar Arkan tak lagi menyuruhku mengerjakan pekerjaan rumah.
Jika aku hamil, pasti Arkan akan menyuruhku untuk beristirahat total, dan aku pasti tidak boleh kecapekan.
Tapi sayang banget, tanda - tanda kehamilan itu tak juga muncul.
Aku mengelus pelan perutku sambil berdoa, semoga didalam perut ini segera diberi makhluk bernyawa.
Gara - gara waktu aku memasak sup daging pertama kali, rasanya benar - benar lezat, makanya Arkan menyuruhku memasak khusus untuknya.
"Belum selesai juga?" Tanya Arkan yang tiba - tiba sudah berada dibelakang ku.
