Arkan mengerutkan keningnya saat melihatku yang menyisir rambutku dengan menggunakan jari.
"Memangnya kamu nggak punya suri?" Tanya Arkan dengan heran.
"Jangan banyak tanya, aku tadi nggak siap - siap karena sudah kelamaan nungguin kamu siap - siap, kalau nanti aku bersiap - siap juga, bakalan lebih lama lagi nanti, dan keburu jalanan macet." Jawabku dengan nada tinggi, agar Arkan mendengar ocehan ku.
Arkan hanya diam, kalau aku sudah menaikkan nada suaraku, Arkan pasti lebih memilih untuk diam, karena jika dia berani bersuara, aku pasti akan lebih marah dengannya.
Setelah aku berhenti bersuara, Arkan berjalan masuk kedalam kamar, membuatku mengerutkan keningku.
Mau apa lagi dia masuk kembali kedalam kamar, apa dia masih belum selesai bersiap - siap?
Lagi - lagi aku menunggu Arkan dengan sebal, males banget mengikuti Arkan ke kamar, lebih baik aku menunggunya diruang tamu saja.