Aku harus gimana agar Papa tidak memikirkan aku terlalu dalam.
Padahal aku nggak akan meninggalkan Papa seperti kemarin, karena kemarin aku nggak mengunjungi Papa sama sekali sebab aku pikir Papa sudah membuang ku ke desa.
Ternyata aku baru tahu kalau semua itu adalah rencana Mama, bukan Papa.
"Pa, Amaira beneran janji sama Papa, kalau Amaira bakalan sering main kesini, Papa nggak perlu khawatir, Amaira nggak akan lupain Papa." Ucapku mencoba menenangkan Papa, agar Papa bisa tenang dan tidur dengan nyenyak.
Kasihan kalau Papa nggak bisa tidur, besok pekerjaannya pasti bakalan terganggu dengan pikirannya yang lagi kacau, ditambah tubuhnya yang kurang istirahat.
Papa hanya mengangguk menanggapi ucapan ku, setelah itu Papa menghadap kearah ku sambil tersenyum lebar.
Aku jadi ikut merasa lega jika melihat Papa bisa tersenyum lebar seperti itu, mungkin hati Papa juga sudah sedikit tenang setelah mendengar apa yang aku ucapkan.
