Aku berjalan ke kamar Papa dan mengetuk pintu kamar Papa untuk memastikan kalau Papa ada didalam kamarnya.
Tapi setelah aku ketuk berkali - kali, sama sekali tak ada jawaban apapun, dan pintu kamar pun masih tertutup rapat.
"Ada apa, Sayang?"
Aku sangat kaget mendengar suara Papa yang tiba - tiba sudah berada dibelakang ku.
"Papa dari mana?" Tanyaku heran, karena aku melihat pintu kamar masih tertutup rapat.
"Papa tadi lagi nyantai diruang tamu, dan mendengar kamu lagi teriak panggil - panggil Papa." Jawab Papa, yang membuatku mengangguk.
Aku mengajak Papa berjalan kemeja makan untuk makan bersama, namun Arkan masih belum terlihat juga.
Masa iya Arkan masih belum selesai mandi?
Tak berselang lama Arkan pun ikut berkumpul, barengan dengan para pembantu yang sedang menyiapkan makanan dimeja makan.
Lagi - lagi makanan yang disiapkan adalah makanan kesukaanku, aku jadi bingung kenapa aku seperti lagi diistimewakan.
