"Yasudah, aku akan menemani kamu sampai kamu puas." Ucap Arkan membuatku tersenyum lebar.
Aku mengajak Arkan berpindah pada ayunan kurung yang bisa aku duduki berdua dengan Arkan.
Didalam ayunan ini aku bisa menyenderkan kepalaku pada bahu Arkan.
Inilah yang aku mau, berduaan dengan Arkan tidak ada yang mengganggu.
Mau berpacaran di manapun juga terserah aku, tidak akan ada yang mengepung seperti kemarin - kemarin.
"Arkan." Panggil ku pelan sambil mengelus bahu Arkan.
"Ada apa?" Tanya Arkan.
"Apa kamu masih mau mengajar di sekolah yang kemarin?" Tanyaku penasaran.
"Entah lah, aku masih belum memikirkan hal itu." Jawab Arkan dengan entengnya.
Kalau Arkan sudah tidak mau mengajar di sekolah itu, kenapa kemarin Arkan memilih menikahi aku?
Aku pikir Arkan menikahi ku karena dia takut dipecat dari sekolah itu, tapi ternyata Arkan masih belum memikirkan apakah dia akan melanjutkan mengajar di sana atau out dari sana.