"Amaira, Sayang. Aku beneran sayang sama kamu, Ra. Plis, percayalah dengan apa yang aku jelaskan. Aku tidak pernah punya niat untuk menghianati mu, Sayang" Ucap Arkan dengan suara yang terdengar lirih.
"Aku bilang pergi, pergi dari kamarku sekarang juga." Aku semakin berteriak dengan kencang, agar Arkan cepat pergi dari kamarku.
Aku nggak perduli jika seluruh penghuni rumah mendengar teriakan ku.
"Tapi, Ra..... "
"Pergi."
Belum sempat Arkan melanjutkan ucapannya, aku segera memotongnya dengan berteriak sekencang - kencangnya.
Aku benar - benar kecewa dengan Arkan, ternyata dia tidak bisa menjaga dirinya hanya untukku.
"Ada apa ini?"
Aku mendengar suara Papa juga berada didalam kamarku, membuatku membuka selimutku dan berlari kearah Papa.
Aku memeluk erat tubuh Papa sambil menangis dengan kencang, karena hanya dengan menangis lah hatiku bisa sedikit merasa lega.
"Ada apa, Sayang?" Tanya Papa dengan mengelus pelan rambutku.
