Papa mengajakku duduk di sofa ruang tamu, dan membuat Mama juga Heni pergi dari ruang tamu.
Kulihat Mama dan Heni berjalan masuk kedalam ruang tamu sambil menggerutu.
Papa mengambilkan ku minyak dan mengoleskan nya pada pergelangan tanganku yang memerah.
Setelah Papa mengoleskan minyak, Papa mengajakku dan Arkan untuk makan bersama.
Aku pun menyetujui ajakan Papa.
Aku dan Arkan mengikuti Papa berjalan kearah meja makan, dan ternyata lagi - lagi sudah ada Heni juga Mama yang sudah duduk di meja makan.
Mama dan Heni menatapku dengan tatapan bengis, membuat nyaliku tiba - tiba menciut.
Aku takut kalau Papa dan Mama akan kembali bertengkar.
Nanti bisa - bisa nggak jadi makan gara - gara Mama dan Papa bertengkar.
"Biang kerok." Lirih Mama yang masih bisa kudengar.
Padahal mulut Mama dalam keadaan penuh dengan makanan, tapi tetap saja masih bisa menggerutu.
"Kamu bilang apa?" Papa bertanya sama Mama sambil melotot kan kedua matanya.