"Ayo dimakan, Nak." Pinta Ibu membuatku menggeleng.
Apanya yang dimakan? Bakso hambar begitu.
Apa mungkin penjualnya lupa kasih bumbu kali ya?
Baru juga senang karena bisa makan bakso, eh malah bakso nya yang gak bisa dimakan.
"Kenapa nggak dimakan?" Tanya Papa yang terlihat heran.
"Nggak enak." Jawabku apa adanya.
"Habiskan, Nak. Kasihan Papa kamu yang sudah beliin kamu bakso sesuai permintaan kamu tadi." Ucap Ibu yang masih menyuruhku untuk menghabiskan bakso hambar itu.
Aku masih enggan untuk menghabiskan bakso itu, karena rasanya benar - benar sangat jauh dari perkiraan ku.
"Yasudah kalau kamu nggak mau, tapi kamu tetap harus meminum obat - obat kamu, Sayang." Ucap Papa yang membuatku melotot.
Aku pikir Ibu dan Papa sudah lupa dengan obat - obat itu, tapi ternyata masih ingat juga.
"Nanti saja, Pa. Amaira mengantuk, ingin istirahat dulu." Ucapku berbohong, padahal aku hanya menghindar agar tidak disuruh meminum obat sebanyak itu.