Setelah Papa selesai makan, aku kembali merapikan bekas makan Papa dan bekas makan ku, dan ku masukkan kedalam dapur.
Aku kembali berjalan keruang tamu untuk menemui Papa kembali.
Aku menyender di bahu Papa sambil bermain handphone, kerena hal seperti ini tidak akan terulang lagi nanti.
"Calon suami kamu kesini jam berapa?" Tanya Papa.
"Amaira nggak tahu, Pa." Jawabku yang fokus bermain game.
"Malah main game, buruan mandi." Pinta Papa yang sama sekali tak ku tanggapi.
Buat apa juga mandi, walaupun nggak mandi juga sudah cantik.
Kulihat Ibu keluar dari dapur dan ikut duduk di sampingku.
"Kamu nggak mandi?" Tanya Ibu.
Biasanya Ibu juga nggak pernah perduli, entah aku mau mandi atau nggak, Ibu juga nggak pernah bertanya.
Aku hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Ibu.
Jarum jam terus berputar, tapi keluarga Arkan tak kunjung datang. Entah mereka kemarin sudah janjian jam berapa, aku nggak tahu. Soalnya aku tidak mendengarkan semua orang berunding.