Andai saja Arkan belum ada didalam hatiku saat ini, pasti nama Irsyad lah yang aku masuk kedalamnya.
Irsyad benar - benar idaman para wanita.
Aku sangat yakin jika banyak wanita di luaran sana yang sedang menunggu cinta Irsyad.
Arkan menyenggol lenganku dengan sangat keras hingga membuatku merintih karena kesakitan.
"Kamu mikirin apa?" Tanya Arkan dengan ekspresi datar.
Arkan kelihatan sedang marah, tapi dia marah karena apa?
"Mikirin Pak Irsyad?" Belum sempat aku menjawab, Arkan kembali bertanya lagi.
Kayaknya Arkan memang sedang marah.
Mungkin dia marah gara - gara aku kagum dengan Irsyad.
Untung saja aku tadi memuji Irsyad dalam hati, coba saja kalau aku tadi bilang Irsyad adalah polisi muda yang sangat tampan tepat didepan Arkan.
Pasti akan menjadi perang Dunia ke empat.
"Ayo masuk." Pinta Irsyad sambil membuka pintu utama.
Arkan masuk kedalam rumah Irsyad sambil menggandeng erat tanganku.