Budhe mengambil alih Adista, mungkin karena Budhe tahu kalau aku sudah sangat kecapekan.
Aku merebahkan tubuhku di atas tikar depan televisi untuk meregangkan otot punggungku yang terasa sangat sakit.
Belum juga puas rebahan, kulihat Arkan keluar dari dalam rumah dengan pakaian yang rapi.
Arkan memakai kemeja panjang dan juga celana panjang dengan rambut yang disisir sangat rapi.
Tumben Arkan memakai baju serba panjang? Biasanya dia sering memakai kaos, seragam gurunya saja berlengan pendek.
"Arkan, tumben memakai kemeja lengan panjang?" Tanyaku pada Arkan dengan mengerutkan kening ku.
"Iya dong, kan mau lamaran." Jawab Arkan membuat kedua mataku melotot.
Apa maksud Arkan? Arkan mau lamaran sama siapa?
Arkan berjalan kearah ku, setelah itu menggandeng lenganku.
"Sudah yuk berangkat." Ucap Arkan yang masih membuatku bingung.
Aku berjalan keluar rumah mengikuti langkah kaki Arkan, walaupun sebenarnya aku masih bingung dengan ucapan Arkan.
