Budhe dan Pak Dhe meninggalkan ku sendiri diruang tamu, karena mereka membiarkan ku untuk beristirahat dan menenangkan diri.
Dari tadi aku sama sekali tidak melihat batang hidung Arkan, entah dimana dia.
Padahal aku kesini juga ingin bertemu dengannya.
Aku ingin berbicara sesuatu dengannya, aku ingin meminta maaf karena gara - gara aku dia jadi terkena masalah.
Masalah yang aku hadapi sekarang ini adalah masalah yang sangat besar, hingga membuatku dibenci oleh Ibuku sendiri.
Aku merebahkan tubuhku di atas sofa Budhe, ku istirahatkan otakku sejenak agar tidak terlalu panas karena banyak pikiran.
***
"Nduk, Amaira. Hari sudah malam, Nduk. Apa kamu nggak pulang?"
Aku sedikit sadar setelah Pak Dhe menggoncang kan tubuhku.
Aku duduk di sofa untuk mengumpulkan semua nyawaku lebih dulu.
"Kamu nggak pulang?" Tanya Pak Dhe lagi saat aku sudah mulai sadar.
"Memangnya sekarang jam berapa, Pak Dhe?" Tanyaku sambil mengucek kedua mataku.