Tak lama kemudian aku melihat Pak RT diujung jalan sedang berjalan menuju ke rumahku, jantungku jadi berdetak semakin cepat.
Tadi katanya Ibu mau ke rumah Pak RT? Kok sekarang Pak RT malah kesini sendirian?
Ngapain Pak RT kesini? Lagian Ibu kemana? Kenapa Ibu nggak pulang - pulang?
Aku bingung harus berbuat apa? Apa aku tetap berdiri disini untuk menunggu Pak RT? Atau aku masuk kedalam kamar berpura - pura tidur?
Haduh, aku benar-benar takut, tapi aku harus tenang, aku nggak boleh terlihat ketakutan.
Lagian Pak RT kesini hanya sendirian, nggak pakai membawa para warga.
"Mbak Amaira, ngapain berdiri diluar?" Tanya Pak RT saat sudah berada tepat didepan ku.
"Em, itu, Pak. Saya lagi menunggu Ibu." Jawabku gugup.
"Ini saya dibiarin berdiri disini? Nggak disuruh masuk?" Tanya Pak RT dengan sedikit tersenyum.
"Eh, iya. Mari silahkan masuk, Pak." Ucapku sambil memberi jalan untuk Pak RT masuk kedalam rumah.