Semoga setelah ini Arkan dan Irfan jarang main kesini, karena aku nggak mau lagi ada masalah dengan Pak RT maupun para warga desa.
"Nak, kamu makan dulu sana, setelah makan lanjut tidur." Ucap Ibu sambil berjalan kearah ku.
"Amaira nggak lapar, Bu. Nggak tahu ini kenapa tiba-tiba banyak pikiran." Ucapku sambil menyender pada sofa.
"Nggak perlu dipikirkan, Nak. Lagian kamu kan nggak berbuat apa-apa, jadi nggak usah takut." Ucap Ibu sambil mengelus bahuku, berniat untuk menenangkan ku.
Tapi aku masih saja nggak bisa tenang, aku benar-benar kepikiran soal ucapan Pak RT tadi.
Lagian aku juga nggak mau sampai para warga kesini dan menganggap ku gadis nggak bener.
Selama ini aku nggak pernah bertindak macam-macam dimana pun aku berada.
Bahkan se nakal-nakalnya aku juga nggak pernah sampai merendahkan harga diriku sendiri.
"Kalau kamu nggak mau makan, lebih baik kamu lanjut tidur saja ya." Ucap Ibu, aku pun mengangguk dan berjalan masuk kedalam kamarku.