Irfan benar - benar berubah, padahal yang ku perbuat hanyalah hal sepele.
Aku hanya mengambil handphone Ajeng yang sudah hancur, kenapa sampai Irfan begitu membenciku?
"Fan." Panggil ku pelan, tapi Irfan masih tak mengalihkan pandangannya kearah ku.
Aku berdiri di samping Irfan sambil menaruh handphone Ajeng di atas meja Irfan.
Irfan memandang kearah ku dan setelah itu mengecek handphone Ajeng.
Irfan mencoba menyalakannya tapi tidak berhasil.
"Handphone itu sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki." Ucapku membuat Irfan kembali meletakkan handphone Ajeng di atas meja.
Kulihat Arkan masuk kedalam kelasku, jadinya aku kembali duduk di atas bangku ku.
Arkan membagikan lembar soal ujian pada setiap murid, dan kulihat Irfan sedang mengerjakannya dengan bersungguh - sungguh.
Aku mencoba mengerjakan soal ujian ku sendiri, karena Irfan nggak mungkin memberikanku contekan.