Ajeng benar - benar mengamuk seperti orang yang sedang kesurupan.
"Tolong." Teriakku lagi, kali ini jauh lebih keras.
"Lepaskan." Ucap Arkan sambil melepas paksa tangan Ajeng dari rambutku.
Arkan memegang tangan Ajeng dengan sangat erat hingga Ajeng merintih kesakitan.
Kulihat ternyata semua murid sudah berkumpul mengerubungi ku.
"Lepasin, Arkan." Pinta Ajeng, namun Arkan tetap tak menanggapi permintaan Ajeng.
Arkan menyeret paksa Ajeng, entah Arkan ingin membawa Ajeng kemana.
Aku mengikuti Arkan di belakangnya, karena aku penasaran dia ingin membawa Ajeng kemana.
Ternyata Arkan membawa Ajeng keruang kepala sekolah dan melaporkan kejadian tadi pada kepala sekolah.
Harusnya kejadian tadi dilaporkan pada polisi, bukan kepala sekolah.
Kepala sekolah nggak akan bisa melakukan apapun, karena Ajeng sudah bukan siswi dari sekolah sini.
"Saya nggak Terima dengan perlakuan yang dilakukan olehnya tadi." Ucapku tegas sambil menunjuk kearah Ajeng.