Tak berselang lama, kita sudah sampai didepan rumah Ajeng.
Kulihat Pak Sun lagi duduk di teras rumahnya dengan segelas minuman di sampingnya.
Bagaimana reaksi Pak Sun nanti jika dia tahu anak semata wayangnya ternyata sudah mempunyai seorang anak?
Aku nggak tega melihat Pak Sun, pasti dia akan sangat sedih jika mengetahui itu semua.
Pak Sun orang yang sangat baik, tapi kenapa Ajeng bisa sampai berbuat seperti itu di luaran sana?
Arkan membuka pintu mobil dan mengajakku untuk turun, tapi aku menggeleng.
Aku menolak ajakan Arkan, karena aku takut jika Pak Sun bertanya macam - macam soal bayi yang ada dalam gendongan ku ini, nanti aku harus jawab apa?
Akhirnya Arkan turun sendiri dan berjalan kearah rumah Ajeng.
Aku hanya mengintai lewat kaca mobil, terlihat Arkan sepertinya sedang berbincang - bincang dengan Pak Sun, tapi entah apa yang mereka bicarakan, aku sama sekali tak bisa mendengarnya.