Aku bukanlah siapa - siapa dari bayi itu, jadinya aku tak berhak atas bayi itu.
Tapi aku kasihan dengannya, aku takut jika bayi itu akan diperlakukan buruk.
Kata Arkan, saat bayi itu diasuh oleh Ibunya, bayi itu sering sakit.
Tapi kenapa Arkan masih tega ingin mengembalikan bayi itu pada Ajeng.
"Bu, Amaira sangat kecewa sama Arkan." Ucapku, Ibu hanya diam tapi semakin memelukku dengan sangat erat.
Aku mulai menceritakan kenapa aku menangis, aku juga menceritakan pada Ibu dari awal aku mengetahui tentang bayi kecil itu.
Dimana aku pernah membuntuti Arkan hingga masuk kedalam rumah kumuh yang berada di dalam hutan, semua aku ceritakan pada Ibu.
Ibu sepertinya sedang memikirkan sesuatu, karena setelah aku bercerita, Ibu memandang lurus ke depan.
Ibu melepas pelukannya padaku dan memandang dalam kearah ku.