Kertas itu sudah diremas oleh Ajeng, dan kubuka dengan pelan agar tidak sobek.
Benar dugaan ku kalau yang dibuang Ajeng memang lembar jawabanku.
Ini nggak bisa dibiarin, aku harus melakukan sesuatu untuk membalas perbuatan mereka berdua.
Irfan mengelus pelan pundak ku, mungkin dia berniat untuk menenangkan ku.
Aku berjalan kearah ruang guru dan masuk kedalamnya tanpa permisi.
Kulihat Arkan sepertinya kaget dengan kedatangan ku.
Aku menaruh lembar jawabanku di atas meja Arkan dengan kasar, agar Arkan tahu kalau aku sedang emosi.
"Kenapa lembar jawabanku ada ditempat sampah?" Tanyaku pada Arkan.
Aku memang pura - pura nggak tahu jika itu semua perbuatan Ajeng dan Siska.
"Kok bisa?" Arkan malah balik nanya sambil mengerutkan keningnya.
Kulihat Irfan merogoh saku celananya untuk mengambil handphone dan diserahkan kepada Arkan.
Arkan melihat video itu dengan seksama, hingga akhirnya Arkan mengepalkan kedua tangan dan meninju meja dengan keras.
