Kulihat semua murid melihatku dengan tatapan heran, karena aku sering mengambil kertas jawabanku lagi.
Masa bodoh dengan yang lain.
Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang juga, sebelum bel pulang berbunyi.
Aku menghapus satu persatu kata dari jawaban Ajeng, setelah itu aku menulisnya kembali.
Aku sebenarnya agak kesusahan, karena jawaban dari uraian sangat banyak, walaupun pertanyaannya hanya 5.
Masa aku dikerjai sama Ajeng?
Masalahnya, jawaban isian punya Ajeng banyak banget, sampai 1 lembar hampir penuh, sedangkan soalnya hanya 5 doang.
Yasudah lah, nggak mungkin juga Ajeng ngerjain aku, lagian kan Ajeng nggak tahu kalau aku punya rencana mengganti kertas jawabannya menjadi namaku.
Maafkan aku Ajeng, makanya jadi orang jangan sombong - sombong.
Karena aku sangat benci sama orang yang sok berkuasa dan juga sombong.
Apalagi kamu sudah mengibarkan bendera perang denganku, jadi kita akan tetap musuhan sebelum bendera damai berkibar.