Bagaimana aku bisa membuat Arkan tidak marah lagi denganku?
Karena Arkan jika sudah marah itu sangat susah sekali dibujuk nya.
Nggak seperti anak kecil yang dikasih permen saja sudah baikan kembali.
Aku berlari keluar kelas bertujuan untuk mengejar Arkan.
Tapi terlambat, karena Arkan sudah masuk kedalam ruang guru.
Nggak mungkin aku tiba - tiba masuk kedalam ruang guru tanpa ada kepentingan apapun.
Aku harus pura - pura mencari Arkan, tapi atas kepentingan apa?
Dan jika nanti Arkan tidak mau aku temui bagaimana?
"Permisi." Ucapku didepan pintu ruang guru.
Aku masih nekat untuk masuk walaupun aku masih belum ada ide sama sekali.
Aku yakin jika Tuhan nanti kaan menolongku jika aku kebingungan menjawab pertanyaan dari para guru.
"Ada perlu apa ya?" Tanya Bu Ika yang tempatnya berada disebelah pintu.
Sebenarnya aku masih belum mengenal nama - nama guru semuanya.
Aku tahu namanya karena membaca kartu Identitas yang ditempelkan diluar saku bajunya.