Aku kembali ketempat Arkan yang sedang duduk di atas motornya ayang terparkir.
Arkan menaikkan kedua alisnya, yang kutahu dia sedang bertanya "kenapa", dan ku jawab dengan mengangkat kedua bahuku.
Aku kembali kedalam toko material untuk mencoba memanggil penjaganya sekali lagi.
Tapi hasilnya nihil, masih aja sepi.
Kenapa toko sebesar ini dibiarkan terbuka? Memang nggak takut kalau misalnya ada maling?
"Arkan." Teriakku, membuat Arkan menghadap kearah ku.
"Bantuin panggil orangnya dong." Ucapku dengan nada tinggi, agar Arkan bisa mendengar.
Karena kita agak sedikit berjauhan.
"Bantuin panggil siapa, Mbak?"
Aku kaget saat tiba - tiba ada orang yang bertanya di belakangku.
Astaga, nih orang sudah kayak jin saja, dari tadi dipanggil tidak menyahut sama sekali, tapi waktu nggak dipanggil malah keluar.
"Emm, panggil yang punya toko material ini lah, Pak. Soalnya dari tadi saya panggil sambil berteriak - teriak tidak ada yang menyahut sama sekali." Jawabku apa adanya.