"Nggak usah, Pak Joko. Kami disini saja, lagian kami kesini cuma mau minta tolong sama Pak Joko." Ucap Ibu yang masih terus berdiri sepertiku, karena Ibu menolak untuk duduk didalam rumah Bu Santi.
Kaki ini sebenarnya sudah terasa pegal sih, tapi malu juga kalau tiba - tiba masuk kedalam dan numpang duduk.
"Minta tolong apa, Bu?" Tanya Pak Joko dengan tersenyum ramah.
Nah, beda banget kan.
Suaminya saja begitu ramah, tapi kenapa Bu Santi tidak bisa seperti suaminya?
"Amaira ingin mempunyai sebuah toko, Pak. Apa Pak Joko bisa bantu Amaira membangun toko?" Tanya Ibu ikut tersenyum ramah.
"Bisa, Bu. Dimulai dari kapan bikinnya?" Tanya Pak Joko lagi.
Ibu memandangku.
"Lebih cepat lebih baik, Pak." Jawabku dengan mantap.
"Apa materialnya sudah dibeli?" Tanya Pak Joko, membuatku menggeleng.
"Apa boleh saya ikut kalian untuk melihat lokasi yang akan dibuat toko?" Lanjut Pak Joko bertanya.
Aku dan Ibu sama - sama mengangguk.