Lagian Arkan ini kenapa coba, dia yang menghukum Ajeng tapi dia juga justru menemani Ajeng sedang lari.
"Kamu kenapa disini? Bukannya mengajar tapi malah melihat Ajeng keliling lapangan." Ucapku bete.
"Iya, maaf." Ucap Arkan yang masih menggenggam kedua tanganku.
Aku mengajak Arkan berjalan kearah kelas, dan saat sudah didepan kelas aku melepas genggaman tangan Arkan.
Aku nggak mau menjadi pusat perhatian semua orang lagi.
Aku kembali duduk ditempat duduk ku dan Arkan juga mulai mengajar.
Tak berselang lama, bel istirahat berbunyi, tapi aku masih belum melihat Ajeng masuk kedalam kelas.
Kemana Ajeng?
Apa dia masih belum menyelesaikan hukumannya?
Memangnya Arkan menyuruhnya mengelilingi lapangan berapa kali sih, sampai bel istirahat dia masih belum masuk kedalam kelas.
Aku pun berlari keluar untuk melihat Ajeng di lapangan.
Tapi lapangan dalam keadaan kosong, lantas dimana Ajeng berada?