Dulu sangat semangat jika mengatakan soal tes DNA, tapi kenapa dia sekarang seperti lagi nggak nafsu sama sekali?
"Ra....ragu kenapa, Ra?" Tanya Arkan yang terlihat gugup.
"Kamu sepertinya sudah nggak semangat lagi untuk bicara soal tes, kamu ragu?" Tanyaku lagi yang semakin jelas.
Arkan menggeleng,
"Bukan ragu, Ra. Tapi aku takut dengan hasilnya, awalnya aku sangat yakin kalau bayi itu bukan anakku, tapi entah kenapa sekarang keyakinan itu hilang dengan tiba - tiba?" Jawab Arkan dengan ekspresi yang memang sulit untuk diartikan.
Apa mungkin Arkan mulai sayang dengan bayi itu?
Kalau Arkan sudah mulai sayang dengan bayi itu, terus bagaimana denganku?
Apa Arkan juga perlahan bisa menerima Ibunya?
Ahhh kacau semuanya.
Lebih baik aku cepat menyuruhnya untuk tes DNA, agar rasa penasaran ku tidak membara seperti ini.
"Ayo aku temani kamu tes sekarang." Ucapku sambil menyeret lengan Arkan untuk mengikuti ku masuk kedalam rumah berpamitan pada Ibu terlebih dahulu.