"Sukurin." Ejekku membuat Arkan tak jadi menjalankan motornya, justru malah turun dari motor dan memandang dalam kearahku.
Arkan berjalan selangkah kearahku hingga membuat aku dan dia tak berjarak.
Arkan semakin mencondongkan sedikit badannya kearahku agar dia bisa semakin menempel.
Semakin mendekat, semakin mendekat, semakin mendekat, hingga....
Plaakk.
"Auuhh, sakit tahu, Ra." Arkan memegangi pipinya yang memerah akibat tamparanku.
Sukurin, aku tahu kalau tadi dia ingin mengerjaiku agar aku merasa takut saat dia mendekat.
Akhirnya kulayangkan tamparan dipipi kirinya hingga membuat Arkan langsung menjauh dariku.
"Itu baru dipipi bagian kiri, berani mendekat lagi akan aku tambah dipipi bagian kanan." Ucapku sambil melotot kearahnya.
Arkan kembali menaiki motornya sambil menggerutu, membuatku menahan ketawa.
Amaira ingin dikerjain, itu namanya senjata makan tuan.
Biar dia tahu rasa.
Rasain, sukurin, emang enak.